Rabu, 04 Mei 2016

Kiayiku, ayahandaku.. kami rindu

Hingga sampai detik ini, kami masih merasa engkau hanya sedang pergi dan secepatnya akan pulang kerumah.
Setiap kali jamaah sholat yang dinanti adalah bunyi "krek" pintu dibuka yang menandakan engkau akan keluar kamar diiringi ibu dibelakangnya dan segera mengimamkan kami.
langkah teguh, wajah teduh, senyum penuh khas dan menenangkan juga menyenangkan bagi yang melihatnya.
Ayahanda, kami rindu..
Sajadah sudah terhampar didepan, kami masih ingin diimamkan engkau, kami masih ingin melihat langkah engkau, dan kami masih ingin mendengar suara engkau yang syahdu membaca ayat terakhir surah Al-Baqarah pada jamaah sholat isya.
Kini, betapa Allah lebih mencintaimu.
Belum genap dua tahun rasanya menikmati itu semua, engkau telah kembali keharibaanNya..
Kiayiku, ayahandaku..
memang tak banyak kenanganku bersama engkau,  hanya segelintir namun cukup membekas begitu dalam. pertanyaan khasmu yang selalu terngiang-ngiang "man anti ya binti, min ayna " ..
Ayahanda, sekali lagii kami rindu..
Wajah teduhmu masih ingin kami pandangi, nasihat-nasihatmu masih ingin kami dengar, dan candaam khasmu masih ingin kami lihat sekali lagi. Kitab Bukhori kami masih ingin engkau yang ajarkan wahai ayahanda.
 Kiayiku, ayahandaku.. kami rindu

اللهم اجعل قبره روضة من رياض الجنان..  آمين

Ciputat, 4 mei 2016