Senin, 14 November 2016

perempuan dalam ranah majelis taklim

Perempuan Kekinian Dalam Ranah Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw saat dakwah pertamanya dirumah salah satu sahabat beliau yakni Arqom bin Al-Arqom, kegiatan majelis ilmu dilakukan bersama sahabat-sahabat beliau dengan mengkaji kajian keislaman kala itu. Kini, istilah majelis ta’lim sudah tak asing lagi dikalangan kita, mungkin hal yang pertama terfikir oleh kita dalam istilah majelis ta’lim adalah perkumpulan ibu-ibu dalam sebuah halaqah membahas kajian keagamaan dan lantunan shalawat yang mendayu-dayu oleh segenap kaum ibu-ibu di berbagai daerah biasanya. Namun hal ini telah merambah dengan cepat bentuk-bentuk dan model majelis ta’lim yang terlihat lebih modern mengikuti perkembangan zaman, diantaranya saat ini telah banyak kita temui pengajian-pengajian majleis ta’lim dilingkungan kantor, perumahan-perumahan elit, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa majelis ta’lim ini memberikan pengaruh yang positif bagi lingkungannya terutama dalam memperat kembali tali ukhuwah antar ummat. 
Majelis ta’lim sebagai lembaga pendidikan agama Islam non formal merupakan salah satu sentral pembangunan mental beragama di lingkungan masyarakat yang berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, bertukar fikiran masalah keagamaan, membina keakraban, wadah mendapatkan informasi melalui kajian-kajian keagamaan yang dilakukan dalam sebuah majelis ta’lim, serta menumbuhkan kerjasama antar ummat. Majelis ta’lim yang berjamur di masyarakat pada umumnya didominasi oleh kaum perempuan yang selalu aktif menjalankan kajian keagamaan di daerahnya masing-masing, karena dengan kegiatan seperti itu mampu mempererat ukhuwah antar sesama warga di lingkungan tersebut terkhusus bagi kaum wanita (ibu-ibu).
Pembinaan keagamaan melalui majelis ta’lim ternyata memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi lingkungan masyarakat sekitar. Khususnya dibidang keagamaan, dengan adanya majelis ta’lim ini mampu memberikan stimulus yang baik bagi kaum perempuan sebagai pionir pembangunan bangsa dalam hal pendidikan terlebih dalam lingkungan keluarganya masing-masing, karena dengan melakukan kajian-kajian keagamaan terus-menerus mampu mencetak lingkungan yang islami serta keluarga yang islami pula karena dipelopori oleh kaum perempuan yang berfungsi sebagai istri, ibu bagi anak-anak mereka.
Perempuan adalah pembangun pondasi yang paling fundamental bagi peradaban, karena dari sentuhan nilai madrasah pertama ini lahir para sosok-sosok yang luar biasa yang mencermelangkan tiap lembar sejarah. Kapasitas keilmuan tentu jadi hal yang diharuskan dimiliki oleh perempuan , sehingga setelahnya kita dapat menyirami tunas-tunas peradaban yang akan tumbuh menjadi kebun yang rindang menyejukkan dunia dengan wawasannya.
Tentu perempuan kekinian itu harus memiliki intelektualitas yang tinggi mengikuti arus perkembangan zaman dengan tetap pada koridor illahi yang semestinya. Majelis ta’lim menjadi salah satu wadah bagi mereka untuk mengembangkan potensi, berbagi wawasan kepada perempuan-perempuan lainnya dengan begitu arus pengetahuan akan mengalir dari tangan-tangan mereka hingga ke tunas-tunas bangsa paling kreatif sedunia nantinya.
Azzahy, ciputat 30 oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar